بسم الله الرحمن الرحيم
saya adalah seorang wiraswasta dan waktu itu saya pernah ziarah ke salah satu makam yang ada dicirebon dan disana itu kata juru kunci makam,
kita kirimkan doa buat yang dimakamkan disana setelah itu kita minta supaya yang dimakamkan itu meminta kepada allah swt supaya apa yang menjadi keinginan kita supaya di kabulkan yang saya ingin tanyakankan betul tidak seorang wali yang sudah meninggal itu dapat mendoakan kita....
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du.
Hukum ziarah ke kubur itu jelas dianjurkan dalam Islam. Karena didalamnya terkandung pesan agar kita ingat bahwa sebentar lagi kita pun akan ada di dalamnya. Dan semua orang pastilah akan menjadi penghuninya, cepat atau lambat.
Meski ziarah kubur ini dahulu pernah dilarang, namun Rasulullah SAW kemudian menasakh pelarangan itu dengan sabda beliau :
Dari Buraidah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, sekarang silahkan berziarah” (HR. Muslim 2/672)
Dan di dalam rangka berziarah kubur itu, kita disunnahkan untuk berdoa, yakni mendoakan mayit yang ada di kubur itu. Dan sebagai makhluq yang sudah mati, tentu doanya bukan minta fasilitas kehidupan seperti punya anak, istri cantik, duit banyak, lulus ujian, diterima pekerjaan, dagangan laku atau terpilih jadi anggota legislatif. Mereka sudah tidak butuh semua itu di alam barzakh. Yang mereka butuhkan adalah keringan dari siksa kubur dan pahala yang akan membuat mereka bisa masuk surga.
Untuk itu maka Rasulullah SAW mengajarkan bila kita berziarah kubur untuk mendoakan mayat dengan lafaz
Dari ‘Aisyah ra bahwa ia bertanya kepada Nabi SAW : “Bagaimana pendapatmu kalau saya memohonkan ampun untuk ahli kubur ? Rasul SAW menjawab, “Ucapkan: (salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada ahli kubur baik mu’min maupun muslim dan semoga Allah memberikan rahmat kepada generasi pendahulu dan generasi mendatang dan sesungguhnya –insya Allah- kami pasti menyusul) (HR Muslim).
Dari Ustman bin ‘Affan ra berkata:” Adalah Nabi SAW apabila selesai menguburkan mayyit beliau beridiri lalu bersabda:” mohonkan ampun untuk saudaramu dan mintalah keteguhan hati untuknya, karena sekarang dia sedang ditanya” (HR Abu Dawud)
Namun keyakinan bahwa orang yang sudah mati itu lantas berdoa juga kepada Allah SWT untuk kebaikan kita, maka ada yang salah dalam memahaminya. Selain itu, menziarahi makam para wali itu harus dicermati dengan pemahaman akidah yang benar. Misalnya antar lain :
Bahwa orang yang sudah mati itu tidak bisa berdoa demi keselamatan dirinya sendiri, bahkan sibuk mengharapkan kiriman pahala bantuan dari orang yang masih hidup. Lalu bagaimana pula dia berdoa untuk keselamatan orang lain ?
Bahwa kita dibolehkan meminta untuk didoakan oleh orang yang shaleh dan dekat hubungan dengan Allah SWT. Namun bila orang shalih itu sudah wafat, tentu saja sudah lain lagi urusannya. Sebab mereka yang sudah mati sudah tidak lagi berurusan dengan yang masih hidup.
Bahwa meminta kepada mendoakan orang yang sudah wafat agar ruh orang mati itu mendoakan kita bukanlah sesuatu yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dan pada prakteknya, justru hal itu sangat sulit dibedakan dengan meminta kepada ruh orang mati. Minta istri, lulus ujian, dagangan laku, naik jabatan, terpilih jadi wakil rakyat dan seterusnya. Tentu saja meminta kepada selain Allah SWT adalah syirik yang harus dihilangkan.
Dan sebenarnya, para wali yang diziarahi itu dulunya bukanlah tokoh sakti mandraguna yang punya sekian jenis ajian ghaib. Mereka itu adalah para pemimpin wilayah negeri Islam dalam sistem hukum negara Islam Demak. Istilah ‘wali’ yang disematkan kepada mereka bukanlah waliyullah yang umumnya dinisbatkan kepada orang ahli ibadat dan punya keistimewaan ini dan itu. Namun makna wali adalah pemimpin sebuah wilayah secara hukum dan administratif. Barangkali sekarang ini seperti gubernur. Hanya saja sistem hukumnya adalah hukum Islam. Itulah yang dikatakan para sejarawan tentang para wali songo itu.
Sedangkan cerita yang beredar di tengah masyarakat itu sebenarnya tidak pernah bisa dipertanggung-jawabkan kebenarannya secara ilmiyah. Dan alangkah naifnya bila sosok para pemimpin Islam dan penyebar Islam di tanah Jawa itu disamakan dengan tokoh dunia persilatan yang bisa terbang, menghilang, bisa membuat hal ghaib dan sejenisnya. Sungguh sebuah pemahaman keliru yang disengaja oleh pihak yang ingin mencoreng nama baik Islam.
Untuk itu cukuplah hadits Rasulullah SAW melarang kita melakukan praktek peribadatan di area makam orang shalih berikut ini :
Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah SAW telah melaknat orang-orang yang kerjanya ziarah kubur, orang yang menjadikan kuburan itu masjid dan meletakkan lampu di atasnya”. (HR. Ahmad, Abu Daud, Nasai, Tirmizay, Ibnu Hibban dan lain-lain).
Wallahu a`lam bishshowab.
2 komentar:
Bisa untuk nambah wawasan.
Jazakallah bwat tanggapannya, Do'akan agar kedepannya lebih baik lagi.
Posting Komentar